Minggu, 25 Desember 2016

Incridible Hosting A Belgian


Because only when im trying to build my dreams become reality, i can forget the pain and your shit treatment!
I promise, i am going prove that im worth to be fought
in this beautiful world!!! – Queen_Qori
Rabu, 05 Desember 2012
Seminggu yang lalu, udara pagi masih dingin dan harus bangun demi hidup yang lebih baik. Aku diajak temanku Fatin ke Candi Sukuh, Karanganyar. Dan yang paling membuatku begitu menggebu-gebu hari itu adalah, pengalaman pertamaku ikut nge-host seorang wisatawan asing alias “bule”. Namanya, Dennis, ya sekitar 30an tahunlah. Dia dari Belgia. 
Jam 8 Pagi sudah siap-siap untuk acara yang luar biasa hari itu. Lalu aku dan Fatin menjemput Dennis di homestay-nya di Buluwarti Keraton. Kita bertiga sarapan terlebih dahulu di Poek-We depan kampusku. Kita ngobrol-ngobrol, dan alhamdulillah aku tidak terlalu  buruk untuk bisa berkomunikasi, walaupun aku sering missing ketika dia bicara agak cepat.
Sampai di Karangpandan hujan deras sekali, kita terpaksa untuk berteduh sebentar. Setelah agak reda kami baru berangkat lagi naik ke atas. Hujan rintik-rintik tak berhenti sedetikpun. Ya Tuhan, hari keberuntungan ya..
Setelah beberapa menit sampai di Candi Sukuh, kami pun masih harus menunggu sampai hujan reda supaya kami bisa jalan-jaln ke candi nya. Aku tak menyangka, Bule setengah baya ini narsis juga hahaha. Cukup banyak foto-foto kita semua.
Setelah dirasa cukup berada di Candi Sukuh, aku dan Fatin punya tempat favorit untuk menikmati teh. Yup, berbagai macam jenis teh di seluruh dunia bisa kita temukan di Ndoro Dongker, Ngargoyoso. Lady Grey, Earl Grey, Herbal Tea, Fruit Tea, dan masih banyak lagi, maaf namanya sulit untuk diingat. Hehehe
Perjuangan yang menurutku cukup besar, karena hujan tak berhenti sedangkan aku sudah cukup kedingan dan kena angin karena naik motor sendirian.
Perjalanan hari ini berakhir menjelang maghrib, kami mengantarkan Dennis pulang ke homestay-nya.
Ya, Kalian tahu, aku akan melakukan perjalan kemanapun aku suka selama itu membuatku menjadi wanita yang lebih mengerti akan hidup yang indah ini, Keajaiban Tuhan Yang Maha Kuasa adalah bumi dan alam semesta ini. Termasuk aku 
Siapa Kalian, Dimana Kalian???
Oleh: Dyah Ayu Qori Fauziah[1]
Akhir-akhir ini saya terhipnotis dengan kata “achievement”. Melihat ada pengumuman tentang adanya pendaftaran menjadi trainer AMT (Achievement Motivation Training) untuk mahasiswa angkatan 2012. Sebenarnya tergelitik dengan kata achievement sudah agak lama, 6 bulan yang lalu ketika saya mengkuti seleksi Aiesec Internship Expand UNS. Sedikit bercerita, saya diwawancarai oleh tim seleksi mengenai achievement, dan saya bingung menjawabnya. Achievement??? Apa sih? Emang saya telah berhasil melakukan apa? Mengorek-ngorek informasi dari memori terjauh, mungkin ketika saya kecil samapai detik saya ditanya oleh mereka. Saya hanya bisa menjawab, “IP yang hampir sempurna 3,9”.
Apakah Achievement itu??
Achievement test a standardised test for measuring the skill or knowledge by person in one more lines of work a study (Webster’s New Internasional Dictionary, 1951 : 20). Mempunyai arti kurang lebih prestasi adalah standart test untuk mengukur kecakapan atau pengetahuan bagi seseorang didalam satu atau lebih dari garis-garis pekerjaan atau belajar. Dalam kamus populer prestasi ialah hasil sesuatu yang telah dicapai (Purwodarminto, 1979 : 251)[2]. Sejak saat itu, saya berpikir, jadi ternyata sedikit sekali achievement dalam hidup saya. Padahal saya sudah 20 tahun. Sangat mengenaskan. Kalau kalian tahu, terkadang ada rasa menghina diri sendiri, “ih, buat apa kuliah di fakultas hukum kalau ternyata hanya segini pencapaian saya, sebiji jagung”
Dari fakta-fakta tersebut saya menyadari, ternyata saya hanya berani bermimpi, tidak ada kepercayaan, dan tidak aktivitas untuk membuatnya menjadi kenyataan. Saya ingin, bisa pertukaran mahasiswa ke luar negeri, tapi sebatas keinginan atau bahkan mimpi di siang bolong, kalau saja hanya seperti ini usaha saya. Usaha rata-rata, seperti orang pada umumnya. Padahal, mengutip kata-kata Agnes Monica, “Kalau mau sukses, saya harus berusaha 300-500% lebih banyak dari orang-orang pada umumnya.” Dan, lagi-lagi kalimat yang hebat itu hanya mampu merangsang saya hingga tingkat bermimpi. Entah, mungkin karena saya terlalu malas atau takut melangkah atau sudah terlalu terlambat. Sekian detik sepertinya adalah sia-sia kalau saya tetap begini, parah sekali hidup saya. Hanya meminta uang setiap minggu ke orang tua, lalu mengahbiskannya untuk sekedar hobi kuliner, kuliah, main game, atau jalan-jalan. Dalam kondisi seperti itu sebenarnya saya menyadari, “useless banget ya saya” hanya bisa meringis.
Kita lihat orang-orang hebat di dunia ini, seperti Albert Einstein yang menyatakan “Imajinasi lebih penting daripada pengetahuan karena imajinasi tidak terbatas”. Memulai berimajinasi, setiap hari, tentang cita-cita, impian, masa depan, prestasi, karir, pekerjaan yang kita inginkan. Mengutip kata motivasi dari Agnes Monica lagi “Dream, Believe, and Make It Happen”. Kalau kita sudah percaya, dengan sewndirinya kita akan melangkah sesuai dengan kepercayaan kita. Mislakan saja, saya bermimpi menjadi lulusan Fakultas Hukum UNS dengan IPK Cumlaude, dan kita percaya hal itu, maka, dengan sendirinya langkah-langkah kita akan mengarah ke mimpi dan kepercayaan kita.
Namun, tak semudah itu juga, saya sendiri adalah orang yang sedang berusaha untuk percaya pada mimpi saya. Kini, selangkah demi selangkah saya berjalan dengan pasti ke arahnya. Arah yang semakin terang dan semakin jelas. Walaupun terkadang untuk berjalan ke arah mimpi saya tersebut banyak rintangannya, termasuk yang paling sulit adalah godaan dari dalam diri maupun lingkungan sekitar. Malas, ya itulah yang sering membuat saya merasa berjalan di tempat. Dan ternyata rasa malas itu tak hanya timbul dari dalam diri saya sendiri, tapi juga karena pengaruh. Setipa orang harus mempunya rasa “sadar diri” untuk bisa mempersandingkan impian dan cita-cita dengan apa yang telah dikerjakannya. Umpamanya, si X mempunyai mimpi ingin mempunyai hidup yang mapan, dan kemudian bisa pergi keliling dunia kemanapun ia suka. Namun, jika yang dilakukan hanyalah bangun tidur terlambat, malas belajar, tak pernah beriteraksi dengan orang-orang di luar, tidak mempunya jaringan pertemanan, lalu bisa bayangkan bagaimana si X bisa sampai ke tujuannya yaitu keliling dunia???
Kenapa saya ingin menjadi trainer?? Tak mudah seseorang bangkit, berdiri, dan berjalan menuju apa yang dia cita-citakan. Saya ingin berbagi sedikit pengalaman dan pengetahuan saya bagaimana saya bangkit dari titik nol keterpurukan dalam hidup saya. Ketika saya kuliah awal semester 3, belum lama ini. Saya hampir mati ketika itu. Ketika saya berteman dan beraktifitas dengan orang-orang yang “tak tepat”, bukan orang-orang yang “salah” tetapi hanya saja tidak tepat. Jiwa muda yang bergejolak memang harus diwadahi dengan tempat dan lingkungan yang tepat, kalau tidak bisa terjatuh dan tak mudah untuk bangkit. Saya ingin berbagi bagaiman cara saya bisa bangkit, bisa berdiri, dan bisa diakui oleh lingkungan orang-orang yang hebat, saya ingin berada dalam lingkaran orang-orang hebat. Saya yakin, begitu juga kalian. Adakah dari kalian nyang tidak ingi menjadi orang hebat? Adakah dari kalian yang hanya berani bermimpi kecil, cukup ingin menjadi teller bank atau pegawai biasa misalnya. Dan ternyata masih banyak yang seperti itu, teman dekat saya sendiri contohnya. Kalau imajinasi itu tak terbatas, mengapa hanya bermimpi kecil?? Seberapa besar motivasi yang kalian butuhkan untuk menghasilkan hal-hal yang nyata yaitu perwujudan mimpi dan cita-cita kalian.
Seseorang yang memiliki motivasi yang tinggi mempunyai ciri-ciri:
a) Lebih mengharapkan sukses
b) Lebih percaya diri sendiri dalam menghadapi tugas
c) Cenderung menyederhanakan kesulitan dalam menghadapi tugas
d) Tidak senang membuang waktu
e) Kokoh pendirinannya dalam menyelesaikan tugas
f) Memiliki kemampuan lebih dari individu lain.[3]
Bicara soal mimpi dan imajinasi, manusia punya pikiran, pikiran yang diproses dalam otak, dan matang menjadi tindakan. Jadi, kalau ada orang yang bertindak sembarangan, sebagian besar orang mengatakan “ooo, tidak punya otak dia”. Dengan mengenali otak, membuka ruang potensi dalam diri kita. “Otak mengatur semua fungsi tubuh; otak mengendalikan perilaku kita yang paling primiti – makan, tidur, menjaga agar tubuh tetap hangat; otak bertanggungjawab untuk kegiatan yang paling canggih – penciptaan peradaban, musik, seni, ilmu, dan bahasa. Harapan, pikiran, emosi, dan kepribadian semuanya tersimpan - di suatu temapat – di dalam sana. Setelah ribuan ilmuan mengkajinya, satu-satunya kata untuk menggambarkannya adalah “MENAKJUBKAN” (Profesor Ornstein, pengarang The Psychology of Consciousness)[4]. Kemudian, apa potensi dari otak kalian yang bisa kalian kembangkan menjadi kekuatan maha dasyat??? Seorang penulis terkenal, seorang dokter hebat, seorang perancang busana internasinal, atau seorang fisikawan yang pandai??? Itu pilihan kalian.
Lalu timbul pertanyaan “bagaimana dengan orang yang selalu berkata ‘saya bodoh, saya gak bisa, saya tak punta bakat,dll”. Banyak sekali melihat fenomena anak-anak, remaja, pemuda sekarang berkata demikian menyedihkan. Ternyata saya, tak cukup kuat untuk memberikan motivasi supaya tidak ada pemikiran yang demikian, hanya dengan ucapan yang bernada mengarahkan, mendikte, atau meberi petunjuk (seperti orang hebat saja, hehe). Ya, saya harus bertindak lebih, saya harus menunjukkan “inilah achievement dalam hidup saya, inilah penghargaan dalam hidup saya, inilah harapan, doa, dan pujian dari orang atas prestasi saya”. Semua itu bukan untuk sombong atau pamer, tapi untuk memotivasi (bak, motivator handal saja, hehe). “Saya pernah jatuh, bahkan lebih buruk dari yang kalian bayangkan, tetapi saya sekarang berada disini, inilah saya dan peran saya disini di Fakultas Hukum UNS! Siapa kalian, dimana kalian???”


[1] Mahasiswi Fakultas Hukum UNS Angkatan 2010
[2] http://belajarpsikologi.com/pengertian-prestasi-belajar/
[3] http://www.scribd.com/doc/33232192/Motivasi-Berprestasi-Achievement-Motivation
[4] Tony Buzan. Buku Pintar Mind Map. 2007. Hlm: 24.

EKSISTENSI HUKUM ADAT DALAM PEMBANGUNAN HUKUM NASIONAL


Banyak orang berpendapat bahwa hukum adat merup[akan warisan masyarakat kuno uang hidup pada zaman dahulu, sehingga keberadaannya kurang diakui dalam masyarakat modern seperti sekarang ini. Istilah adat sendiri sering diterjemahkan sebagai suatu kebiasaan yang terjadi berulang-ulang dalam masyarakat.  Menurut Soepomo, adat adalah hukum yang merefleksikan rasa keadilan masyarakat dalam keseharian mereka (Soepomo, 2000 : 3).
            Pada dasarnya hukum dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu, Ius Constituendum atan hukum yang dicita-citakan, yang berisi rumusan-rumusan yang belum berlaku.  Ius Constitutum atau Hukum Positif yang berlaku dalam suatu Negara. Berdasarkan penggolongn tersebut, maka muncul permasalahan yaitu bagaimanakah peranan hukum adat dalam dalam hukum positif itu sendiri maupun dalam perkembangannya di kemudian hari.
            Hukum adat bisa dimasukkan dalam kerangka hukum positif (Ius Constitutum)  yang memiliki sanksi tertentu, namun hukum adat juga merupakan hukum yang tidak tertulis dan juga tidak dikodifikasikan. Maka permasalahannya adalah dalam implementasi hukum adat itu sendiri tidak mempunyai asas legalitas, namun hanya ditaati oleh masyarakat hukum adat secara sukarela.
            Hukum adat juga diakui eksistensinya dalam konstitusi Undang-Undang Dasar 1945 yang termuat dalam pasa 18B ayat (2) yaitu “Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat serta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang.” Dari ayat tersebut dapat diambil intisari bahwa keberadaan hukum adat masih diakui dalam tertib hukum nasional, namun apabila sepanjang masih ada, dengan kata lain tidak diperkenankan menggali suatu pranata hukum yang telah mati atau sudah tidak berlaku sejak duhulu. Selain itu, hukum adat dalam pelaksaannya sebagai sumber hukum yang diakui secara nasional juga harus sesuai dengan perkembangan masyarakatnya.
            Saat ini, penerapan hukum adat dalam kehidupan sehari-hari juga sering diterapkan oleh masyarakat. Bahkan seorang hakim, jika ia menghadapi sebuah perkara dan ia tidak dapat menemukannya dalam hukum tertulis, ia harus dapat menemukan hukumnya dalam aturan yang hidup dalam masyarakat. Artinya hakim juga harus mengerti perihal Hukum Adat.
Sumbangsih Hukum adat bagi pembentukan hukum nasional, adalah dalam hal pemakaian azas-azas, pranata-pranata dan pendekatan dalam pembentukan hukum, misalnya dalam Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) Nomor 5 Tahun 1960 yang menggunakan dasar-dasar hukum tanah adat sebagai politik hukum tanah nasional.antara lain penghapusan domein verklaring, diakuinya hak ulayat, dan dihapusnya dualisme hukum tanah di Indonesia. UUPA ini sebagai salah satu perwujudan pemasukan asas-asas hukun adat dalam pembangunan hukum nasional yang sangat responsif terhadap tuntutan masyarakat, juga memberikan peranan yang besar kepada Negara untuk mendistribusikan kemakmuran melalui distribusi tanah, dan mencerminkan rasa keadilan dalam masyarakat, seperti yang telah diuraiakan pengertian hukum adat oleh Soepomo diatas.
            Dalam pembangunan hukum adat diperlukan adanya penguatan peranan-peranannya agar memberikan dampak positif, sehingga mampu berfungsi dan berperan aktif sebagai filter dari kemajuan arus modernisasi. Oleh karena itu diperlukan pengamatan yang cermat dan seksama atas nilai-nilai, perkembangan nilai-nilai, norma-norma yang tumbuh, dan berkembang. Sehingga pemahaman mengenai eksistensi hukum adat dalam hal ini secara substantif, bukan terletak pada apakah hukum adat tersebut telah ditetapkan oleh Negara atau tidak. Lebih dari itu adalah, nilai-nilai yang hidup di tengah masyarakat, sekalipun tidak tertulis.
            Dapat disimpulkan bahwa hukum adat masih sangat dibutuhkan dalam menjawab problematika perkembangan hukum nasional yang sekian banyak adalah hukum yang non-statuair dan tidak prosedural seperti peraturan hukum lainnya misalnya peraturan perundang-undangan, namun di dalam tubuh hukum adat itulah terkandung nilai-nilai kebenaran dan keadilan yang diharapkan dalam penegakan hukum di Indonesia.

ANAK SEBAGAI PELAKU MAUPUN KORBAN TINDAK PIDANA


ANAK SEBAGAI PELAKU MAUPUN KORBAN TINDAK PIDANA
Oleh : Dyah Ayu Qori Fauziah dan Tim Litbang LPM NOVUM FH UNS
Berbicara mengenai anak yang berkonflik dengan hukum, baik sebagai subyek atau pelauku maupun sebagai korban dari suatu kejahatan maupun pelanggaran merupakan hal yang mengkhawatirkan. Anak merupakan generasi penentu sebuah bangsa di masa yang akan datang. Anak yang kurang atau tidak mendapat perhatian secara fisik, mental maupun sosial sering berperilaku dan bertindak antisosial yang merugikan dirinya, keluarga, dan masyarakat, sehingga tidak sedikit anak- anak yang menjadi pelaku tindak pidana. Anak-anak yang melanggar norma yang hidup dalam masyarakat dan melakukan tindak pidana dikatakan sebagai anak nakal. Bagi anak-anak nakal tersebut bisa dijatuhkan hukuman atau sanksi berupa tindakan atau pidana apabila terbukti melanggar perundangundangan hukum pidana, seperti yang diamanatkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak.
Dalam Pasal 22 Undang-undang ini ditegaskan bahwa terhadap anak nakal dapat dijatuhi pidana dan tindakan. Dalam hal ini, ada diantara pidana dan tindakan tersebut yang memungkinkan anak nakal, yang setelah dijatuhi pidana disebut dengan anak pidana, untuk ditempatkan di Lembaga Pemasyarakatan, yaitu pidana penjara, kurungan, dan tindakan menyerahkan kepada negara untuk mengikuti pendidikan, pembinaan, dan latihan kerja.
Perbandingan jumlah kasus pidana di Kota Solo


Dari data perbandingan perkara yang diperoleh dari Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Poltabes Surakarta, pada 4 tahun terakhir terjadi penurunan jumlah kasus pidana yang melibatkan perempuan dan anak. Pada tahun 2008 sebanyak 109 kasus, pada tahun 2009 sebanyak 75 kasus, pada tahun 2010 sebanyak 79 kasus dan pada tahun 2011 sebanyak 71 kasus. Dari beberapa kasus tercatat, kasus yang mendominasi dari setiap tahunnya adalah Penganiayaan/KDRT yaitu pada tahun 2008 sebesar 58,7 %, tahun 2009 sebesar 54,6 %, tahun 10 sebesar 55,6 % dan terakhir pada tahun 2011 sebesar 52,8 %.
Perlindungan anak merupakan suatu bidang Pembangunan Nasional. Melindungi anak adalah melindungi manusia, dan membangun manusia seutuh mungkin. Pemberian perlindungan terhadap anak tidak hanya diberikan kepada anak yang menjadi korban tindak pidana, namun juga kepada anak yang menjadi pelaku tindak pidana, sehingga dalam proses hukum apalagi dalam memberikan putusan pidana seharusnya juga mempertimbangkan masa depan si anak karena bagi suatu negara, anak merupakan harapan masa depan negara. Apabila anaknya baik maka baik pula masa depan bangsa itu. Buruk kualitas anak-anaknya buruk pula masa depan bangsa ini. Pada sisi yang lain, anak, merupakan kualitas sumber daya manusia sehagai subyek pembangunan bangsa sekarang dan yang akan datang.
Yang seharusnya menjadi perhatian dari berrbagai pihak terkait sekarang ini adalah jumlah anak yang berhadapan dengan hukum dalam empat tahun terakhir khususnya di wilayah Kota Surakarta mencapai belasan anak setiap tahunnya. Data perbandingan anak sebagai Pelaku Tindak Pidana dan sebagai Korban , yaitu sebagai berikut:
Perbandingan anak sebagai pelaku dan sebagai korban tindak pidana di Solo selama 4 tahun terakhir.
Data anak yang berhadapan dengan kasus pidana dari tahun 2008-2011 di Solo
           Perlindungan khusus bagi anak yang berhadapan dengan hukum sebagaimana dimaksud dalam UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dijleaskan bahwa meliputi anak yang berkonflik dengan hukum dan anak korban tindak pidana, merupakan kewajiban dan tanggung jawab pemerintah dan masyarakat. Baik sebagai pelaku tindak pidana maupun korban, anak tetap harus dikawal utnuk mendapatkan perlindungan terhadap hak-haknya. Terhadap penanggulangan kasus pidana yang melibatkan anak, harus ditangani secara khusus baik preventif maupun represif, sehingga tercapainya masa depan yang baik untuk anak.
MARTABAK SPECIALNYA MBAK :)

“Aku suka perlakuan istimewa, sarapan yang istimewa, kejutan yang istimewa, kehadiran yang istimewa, perhatian yang istimewa dan sambutan yang istimewa” – ayuqorifa
Solo, 29 November 2012

Malam ini aku akan berangkat ke Surabaya. Kota yang mampu membuatku jatuh hati ketika pertama kali menginjakkan kaki di Bungurasih waktu subuh bulan Januari lalu. Namun, esok subuh, pasti rasanya tidak akan sama seperti subuh sepuluh bulan yang lalu.
Kamis siang ini jadwal kegiatan begitu padat, mulai merasakan pusing dan masuk angin akibat kehujanan seharian kemarin di Karanganyar. Aku sangat bersyukur, mempunyai sahabat setia dan baik hati seperti Sari, aku tak tahu bagaimana jadinya aku di Solo ini tanpa dia. Yup, Tuhan sudah merencanakan ini dengan bijaksana. Selama aku pergi ke Surabaya besok, tugas kuliah dan organisasi akan ditanganani olehnya. Aku tak tahu, kata-kata tak akan mampu melukiskan betapa baiknya Sari kepadaku.

Aku terbiasa berangkat ke Surabaya malam hari, dan sampai di terminal Bungurasih pada subuh, masih bisa meraskan sejuknya Surabaya. Namun hari itu, aku diantar Sari ke terminal Tirtonadi pukul 11 malam, sudah ku bawa perlengakapn yang aku butuhkan selam disana, dan yang ekstra dari biasanya adalah kali ini aku mebawa dua bungkus tolak angin herbal, 4 tablet aspirin, 4 tablet vitamin c, entah apa yang sedang aku rasakan kali ini, aku merasa hampir tidak akan mapu menjalani kegiatanku dengan keadaan baik-baik dan lancar di Surabaya. 30 jam perjalana dengan Mira, masih sampai di Sragen dan aku mulai merasakan mual yang hebat, akhirnya tak mampu ku tahan dan semua makan malamku keluar. 4 kali aku muntah, dan aku mulai berpikir aku akan turun di terminal Ngawi dan kembali ke Solo. Alhamdulillah setelah muntah terakhir badanku mulai agak enakan, ku coba mengoleskan minyak angin ke perut dan pelipis supaya agak ringan dan bisa tidur. Aku tetap melanjutkan perjalanan samapai aku terbangun samapi terminal Purbaya. Alhamdulillah...

Surabaya, 30 November 2012

Kenapa rasanya Surabaya Jumat Subuh ini agak berbeda?? Yup, jelas dan tidak ku pungkiri, bukan Khalid sahabatku yang selalu menjemputku ketika aku ke Surabaya, tetapi kali ini Adi. Rasanya kota ini jadi sepi, ups lebih tepatnya mungkin hatiku yang sepi, hehehe... Siapapun yang menjemputku, terimaksih banyak telah menemaniku dan banyak mebantuku. Setelah dijemput Adi, kami langsung sarapan. Tidak ada Khalid, ya kerena dia sedang di Jakarta untuk wisuda ayahnya. Tapi dia berjanji akan menemanikau lain waktu aku ke Surabaya lagi, masih banyak tempat menakjubkan yang harus aku kunjungi, salah satunya Monumen Kapal Selam yang ramai ketika sore dan malam.

Sangat menyedihkan, kerena ternyata Adi juga sedang sangat sibuk. Dia katakan bahwa tak akan bisa menemaniku lama di Surabaya, dan sangat menyayangkan kedatanganku yang sangat tidak tepat untuknya begitu juga untuk Khalid. Lalu dia mengantarku ke rumah temenku Mbak Rima yang kebetulan tidak jauh dari Unair, dekat stasiun Gubeng. Terimakasih banyak Adi. :)
 
Daritadi sudah ngomong banyak tentang perjalananku ke Surabaya dengan penuh perjuangan, cieeeee, tapi untuk apa sih??? Untuk Movie Club. Hanya itu??? Yang spesial dan menuntut perjuangan bukanlah acara Movie Club itu, tetapi karena acara tersebut diadakan di U.S Consulate General Surabaya. Aku sudah membayangkan aku akan bertemu dengan orang-orang hebat, cerdas, dan mahir berbahasa inggris. Bagiku itu sudah cukup membanggakan.

Acara dimulai pukul 14.00, dan karena aku dan Mas Agus (suami Mbak Rima) tidak tahu tempatnya, jadi kami hanya bisa mengandalkan GPS. Akhirnya aku pun terlambat datang ke lokasi acara 1 jam. 

Sepanjang komplek U.S Consulate Generale Surabaya tepatnya di daerah Citraland aku melihat tata kota yang menarik dan sangat bagus sekali, sesuai dengan slogan daerah Citraland, yaitu “The Singapore of Surabaya”. Aku seperti melihat tata kota seperti yang ada di film-film hollywood. Kalian harus datang kesana dan melihatnya sendiri, aku bukan orang yang pandai untuk menceritakannya dengan kata-kata, hehehe.

Ketika masuk area U.S Consulate Generale, aku ditakjubkan dengan kejadian yang asing menurutku, dan aku baru mengalami untuk pertama kalinya. Sebelum masuk ke dalam, aku harus dicek dengan detector, begitu juga dengan barng-barang yang aku bawa di dalam tas. Yup, kalian harus tahu, tidak semua orang bisa masuk dengan mudah ke dalam area Konsulat.
Aku masih harus menunggu sekitar 15 menit, menunggu seseorang dari dalam yang bisa menjemputku dan membawaku masuk. Kemudian, datanglah seorang laik-laki kira-kira berumur 30an tahun. Ternyata namanya Kristian, dia lulusan Fisip UI tahun 2004, mendengar dari percakapannnya dengan temannya di Library.

Acara berlangsung sampai jam 4 sore, ditutup dengan statement dari peserta Movie Club. Yup, tujuan acara dari IRC (Information Research Center) ini salah satu tujuannya adalah untuk membatu lebih banyak kepada masyarakat Indonesia khususnya di Surabaya di bidang Pendidikan dan Budaya. Di IRC bisa didapatkan bayak informasi untuk menunjang pengetahuan dan tentunya kemampuan berkomunikasi yang baik dan mampu diterima oleh masyarakat internasional, tentunya dengan bahasa internasional, yaitu Bahasa Inggris.

Untuk keluar dari area Konsulate juga tidak bisa dengan mudah dan seenaknya. Sama seperti ketika akan masuk, kita harus menunggu Kristian atau orang dalam lainnya untuk bisa membawa kami keluar dengan aman dan terjamin hehehe :D
Seteleh menunggu beberapa menit, aku dikejutkan lagi dengan ajakan Kristian untuk masuk ke Library, dan dikenalkan dengan Andrew Public Officer di Konjen Surabaya. Dia menceritakan bahwa ku datang dari Solo yang jauh dan hanya untuk Movie Club. 

Menakjubkan, kedatanganku yang penuh perjuangan ternyata dihadiahi sebuah buku gratis yang bisa aku ambil bebas di Library. Selain itu aku masih diajak untuk foto dengan membawa buku tersebut di Library U.S Consulate Genereale. KHUSUS untuk AKU!!!!! Alhamdulillah.... :)

Minggu, 06 Juli 2014

Sang Jagoan Indonesia!!!!

Pembaca pasti pensaran mengapa judulnya Sang Jagoan Indonesia!!!!! Pakai punctuation segitu banyak pula. Sebelum membaca sampai akhir, pastikan pikiran pembaca terbuka untuk menerima ide, pemikiran, dan kritik dari orang lain alias open-minded.
H-6 Pesta Demokrasi Indonesia Tahun 2014.
Saya baru saja memutuskan untuk memilih calon presiden sesuai dengan kecocokan visi misi. Meskipun visi misi terkadang tidak dijalankan sesuai dengan apa yang dikampanyekan. Setidaknya saya memilih dengan berbekal nilai-nilai yang saya yakini kebenarannya. Tentu tidak semua orang memiliki dasar-dasar penilaian yang sama. Pelajaran demokrasi terpenting adalah kita menggunakan hak untuk turut serta membangun negara dengan memilih calon presiden.

Anda Golput??? 
Menurut pandangan saya, anda tidak bisa diapresiasi dalam upaya pembangunan bangsa. Sebagian orang mengatakan golput itu juga merupakan hak atau bahkan mengatakan merupakan bagian demokrasi. Demokrasi merupakan pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Sudahkan anda ambil bagian di dalamnya? Atau hanya bungkam seribu bahasa? Lalu mengumpat marah-marah dan menyumpahi proses demokrasi ketika anda kecewa? Sedangkan anda saja apatis tidak menyumbang apa-apa untuk pembangunan bangsa. Golput bisa saya samakan dengan penyihir yang hanya menginginkan kemajuan bangsa hanya dengan komat kamit di depan bohlam ajaibnya. Mereka menginkan indonesia maju, pemerintah berisih tanpa korupsi, wilayah negara untuh tidak tercerai berai, tetapi mereka hanya berkeluh kesah, mengumpat, dan bermimpi. Mengritik tanpa memberikan solusi. Mengatai tanpa memberi aksi. Maaf kalau dengan agak gamblang saya menilai sebagai golongan yang mencari aman dan enaknya saja. Padahal setiap pilihan itu harus berani mempertanggungjawabkan, tentu dengan dasar pemikiran dan keyakinan masing-masing. Keberanian rakyat memilih merupakan bentuk tanggung jawab atas adanya sebuah negara berdemokrasi. Kesimpulan: Golput adalah tindakan cari aman, tidak berani mengambil resiko, tidak berani, dan tidak bertanggung jawab. Golput merupakan golongan yang picik terhadap kemajuan bangsa. Tidak memahami bawah kemajuan bangsa merupakan proses berpolitik, berekonomi, berbudaya, berhukum, dan bersosial. Kesemua elemen tersebut terintegrasi menjadi suatu kesatuan, saling mendorong dalam upaya membangun negara dan bangsa. Tidak mungkin kita menginginkan Bangsa Indonesia maju, tapi tidak mau berpolitik bahkan berhukum, hanya mau berekonomi, berbudaya, dan bersosial saja. Indonesia mandiri, makmur, sejahtera, maju, merupakan suatu keniscayaan, dengan syarat........ "Rakyat berani untuk berpolitik, berekonomi, berbudaya, berhukum, dan bersosial". Jadilah rakyat yang BERANI, yang JAGOAN, tidak kalah dengan pikiran piciknya.

Ini pilihan saya!!!!
Saya sudah putuskan memilih capres cawapres Prabowo-Hatta. Inilah hasil pemikian ilmiah saya.
Saat membaca buku-bukunya Pak Amien Rais, rasa-rasanya saya masih berharap beliau memimpin Indonesia, atau setidaknya ada calon pemimpin yg se visi-misi, sepemikiran, dan seperjuangan dengan beliau.
Pengen sekali menjadi saksi, apakah yang digembar-gemborkan ketika kampanye atau dalam ceramah akan dilakukan saat menjadi presiden nanti, ataukan hanya menjadi kajian atau diskusi ilmiah saja.
Lalu saya melihat apa yang menjadi slogan kampanye Prabowo-Hatta sebenernya mirip 100% dengan judul buku yang ditulis oleh Pak Amien Rais ''Selamatkan Indonesia''. Dan apa yang dikampanyekan banyak terinspirasi dari isi bukunya, pada intinya tentang kedaulatan ekonomi, politik, dll. Mereka menilai dan menyadari pentingnya melindungi negara dan hak-hak warga negara dari penjajahan modern yang disebut korporatokrasi asing. Nyalon presiden dan wakil presiden itu juga tidak mudah. Tidak semua orang sanggup&berani..harus dihargai. Begitu pula berani menetukan pilihan dan sikap untuk mendukung salah satu pasangan. Karena sebagai pemilih, juga memiliki pertanggungjawaban untuk proses kemajuan bangsa.

Saya sudah memutuskan untuk berani mengambil resiko, berani bertindak, dan berani bertanggung jawab atas pilihan saya. Saya inshaa Allah berkomitmen tidak menjelek-jelekkan pasangan yang lain, karena saya juga tidak ingin dijelek-jelekan orang lain suatu saat nanti. 

"Lebih baik diam daripada tidak bisa berkata baik" - Ibunda tercinta